Surat Al Maidah 120 Ayat Lengkap artinya
Berikut ini adalah bacaan Surat Almaidah sebanyak 120 ayat lengkap dengan artinya dalam bahasa Indonesia.
1. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu awfuu bial’uquudi uhillat lakum bahiimatu al-an’aami illaa maa yutlaa ‘alaykum ghayra muhillii alshshaydi wa-antum hurumun inna allaaha yahkumu maa yuriidu
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
2. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tuhilluu sya’aa-ira allaahi walaa alsysyahra alharaama walaa alhadya walaa alqalaa-ida walaa aammiina albayta alharaama yabtaghuuna fadhlan min rabbihim waridhwaanan wa-idzaa halaltum faistaaduu walaa yajrimannakum syanaaanu qawmin an shadduukum ‘ani almasjidi alharaami an ta’taduu wata’aawanuu ‘alaa albirri waalttaqwaa walaa ta’aawanuu ‘alaa al-itsmi waal’udwaani waittaquu allaaha inna allaaha syadiidu al’iqaabi
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
3. hurrimat ‘alaykumu almaytatu waalddamu walahmu alkhinziiri wamaa uhilla lighayri allaahi bihi waalmunkhaniqatu waalmawquudzatu waalmutaraddiyatu waalnnathiihatu wamaa akala alssabu’u illaa maa tsakkaytum wamaa dzubiha ‘alaa alnnushubi wa-an tastaqsimuu bial-azlaami dzaalikum fisqun alyawma ya-isa alladziina kafaruu min diinikum falaa takhsyawhum waikhsyawni alyawma akmaltu lakum diinakum wa-atmamtu ‘alaykum ni’matii waradhiitu lakumu al-islaama diinan famani idthurra fii makhmashatin ghayra mutajaanifin li-itsmin fa-inna allaaha ghafuurun rahiimun
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
4. yas-aluunaka maatsaa uhilla lahum qul uhilla lakumu alththhayyibaatu wamaa ‘allamtum mina aljawaarihi mukallibiina tu’allimuunahunna mimmaa ‘allamakumu allaahu fakuluu mimmaa amsakna ‘alaykum waudzkuruu isma allaahi ‘alayhi waittaquu allaaha inna allaaha sarii’u alhisaabi
Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.
5. alyawma uhilla lakumu alththhayyibaatu watha’aamu alladziina uutuu alkitaaba hillun lakum watha’aamukum hillun lahum waalmuhsanaatu mina almu/minaati waalmuhsanaatu mina alladziina uutuu alkitaaba min qablikum idzaa aataytumuuhunna ujuurahunna muhsiniina ghayra musaafihiina walaa muttakhidzii akhdaanin waman yakfur bial-iimaani faqad habitha ‘amaluhu wahuwa fii al-aakhirati mina alkhaasiriina
Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.
6. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa qumtum ilaa alshshalaati faighsiluu wujuuhakum wa-aydiyakum ilaa almaraafiqi waimsahuu biruuusikum wa-arjulakum ilaa alka’bayni wa-in kuntum junuban faiththhahharuu wa-in kuntum mardaa aw ‘alaa safarin aw jaa-a ahadun minkum mina alghaa-ithi aw laamastumu alnnisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sha’iidan thayyiban faimsahuu biwujuuhikum wa-aydiikum minhu maa yuriidu allaahu liyaj’ala ‘alaykum min harajin walaakin yuriidu liyuthahhirakum waliyutimma ni’matahu ‘alaykum la’allakum tasykuruuna
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
7. waudzkuruu ni’mata allaahi ‘alaykum wamiitsaaqahu alladzii waatsaqakum bihi idz qultum sami’naa wa-atha’naa waittaquu allaaha inna allaaha ‘aliimun bidzaati alshshuduuri
Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: “Kami dengar dan kami taati”. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).
8. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina lillaahi syuhadaa-a bialqisthi walaa yajrimannakum syanaaanu qawmin ‘alaa allaa ta’diluu i’diluu huwa aqrabu lilttaqwaa waittaquu allaaha inna allaaha khabiirun bimaa ta’maluuna
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
9. wa’ada allaahu alladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati lahum maghfiratun wa-ajrun ‘azhiimun
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
10. waalladziina kafaruu wakadzdzabuu bi-aayaatinaa ulaa-ika ash-haabu aljahiimi
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.
11. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu udzkuruu ni’mata allaahi ‘alaykum idz hamma qawmun an yabsuthuu ilaykum aydiyahum fakaffa aydiyahum ‘ankum waittaquu allaaha wa’alaa allaahi falyatawakkali almu/minuuna
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.
12. walaqad akhadza allaahu miitsaaqa banii israa-iila waba’atsnaa minhumu itsnay ‘asyara naqiiban waqaala allaahu innii ma’akum la-in aqamtumu alshshalaata waaataytumu alzzakaata waaamantum birusulii wa’azzartumuuhum wa-aqradhtumu allaaha qardhan hasanan laukaffiranna ‘ankum sayyi-aatikum walaudkhilannakum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru faman kafara ba’da dzaalika minkum faqad dhalla sawaa-a alssabiili
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.
13. fabimaa naqdhihim miitsaaqahum la’annaahum waja’alnaa quluubahum qaasiyatan yuharrifuuna alkalima ‘an mawaadi’ihi wanasuu hazhzhan mimmaa dzukkiruu bihi walaa tazaalu taththhali’u ‘alaa khaa-inatin minhum illaa qaliilan minhum fau’fu ‘anhum waishfah inna allaaha yuhibbu almuhsiniina
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
14. wamina alladziina qaaluu innaa nashaaraa akhadznaa miitsaaqahum fanasuu hazhzhan mimmaa dzukkiruu bihi fa-aghraynaa baynahumu al’adaawata waalbaghdhaa-a ilaa yawmi alqiyaamati wasawfa yunabbi-uhumu allaahu bimaa kaanuu yashna’uuna
Dan diantara orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.
15. yaa ahla alkitaabi qad jaa-akum rasuulunaa yubayyinu lakum katsiiran mimmaa kuntum tukhfuuna mina alkitaabi waya’fuu ‘an katsiirin qad jaa-akum mina allaahi nuurun wakitaabun mubiinun
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan.
16. yahdii bihi allaahu mani ittaba’a ridhwaanahu subula alssalaami wayukhrijuhum mina alzhzhulumaati ilaa alnnuuri bi-idznihi wayahdiihim ilaa shiraathin mustaqiimin
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
17. laqad kafara alladziina qaaluu inna allaaha huwa almasiihu ibnu maryama qul faman yamliku mina allaahi syay-an in araada an yuhlika almasiiha ibna maryama waummahu waman fii al-ardhi jamii’an walillaahi mulku alssamaawaati waal-ardhi wamaa baynahumaa yakhluqu maa yasyaau waallaahu ‘alaa kulli syay-in qadiirun
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?”. Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
18. waqaalati alyahuudu waalnnashaaraa nahnu abnaau allaahi wa-ahibbaauhu qul falima yu’adzdzibukum bidzunuubikum bal antum basyarun mimman khalaqa yaghfiru liman yasyaau wayu’adzdzibu man yasyaau walillaahi mulku alssamaawaati waal-ardhi wamaa baynahumaa wa-ilayhi almashiiru
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).
19. yaa ahla alkitaabi qad jaa-akum rasuulunaa yubayyinu lakum ‘alaa fatratin mina alrrusuli an taquuluu maa jaa-anaa min basyiirin walaa nadziirin faqad jaa-akum basyiirun wanadziirun waallaahu ‘alaa kulli syay-in qadiirun
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari’at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: “Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan”. Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
20. wa-idz qaala muusaa liqawmihi yaa qawmi udzkuruu ni’mata allaahi ‘alaykum idz ja’ala fiikum anbiyaa-a waja’alakum muluukan waaataakum maa lam yu/ti ahadan mina al’aalamiina
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain”.
21. yaa qawmi udkhuluu al-ardha almuqaddasata allatii kataba allaahu lakum walaa tartadduu ‘alaa adbaarikum fatanqalibuu khaasiriina
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
22. qaaluu yaa muusaa inna fiihaa qawman jabbaariina wa-innaa lan nadkhulahaa hattaa yakhrujuu minhaa fa-in yakhrujuu minhaa fa-innaa daakhiluuna
Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya”.
23. qaala rajulaani mina alladziina yakhaafuuna an’ama allaahu ‘alayhimaa udkhuluu ‘alayhimu albaaba fa-idzaa dakhaltumuuhu fa-innakum ghaalibuuna wa’alaa allaahi fatawakkaluu in kuntum mu/miniina
Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.
24. qaaluu yaa muusaa innaa lan nadkhulahaa abadan maa daamuu fiihaa fa-idzhab anta warabbuka faqaatilaa innaa haahunaa qaa’iduuna
Mereka berkata: “Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja”.
25. qaala rabbi innii laa amliku illaa nafsii wa-akhii faufruq baynanaa wabayna alqawmi alfaasiqiina
Berkata Musa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu”.
26. qaala fa-innahaa muharramatun ‘alayhim arba’iina sanatan yatiihuuna fii al-ardhi falaa ta/sa ‘alaa alqawmi alfaasiqiina
Allah berfirman: “(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu”.
27. wautlu ‘alayhim naba-a ibnay aadama bialhaqqi idz qarrabaa qurbaanan fatuqubbila min ahadihimaa walam yutaqabbal mina al-aakhari qaala la-aqtulannaka qaala innamaa yataqabbalu allaahu mina almuttaqiina
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
28. la-in basathta ilayya yadaka litaqtulanii maa anaa bibaasithin yadiya ilayka li-aqtulaka innii akhaafu allaaha rabba al’aalamiina
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”.
29. innii uriidu an tabuu-a bi-itsmii wa-itsmika fatakuuna min ash-haabi alnnaari wadzaalika jazaau alzhzhaalimiina
“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim”.
30. fathawwa’at lahu nafsuhu qatla akhiihi faqatalahu fa-ashbaha mina alkhaasiriina
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
31. faba’atsa allaahu ghuraaban yabhatsu fii al-ardhi liyuriyahu kayfa yuwaarii saw-ata akhiihi qaala yaa waylataa a’ajaztu an akuuna mitsla haadzaa alghuraabi fauwaariya saw-ata akhii fa-ashbaha mina alnnaadimiina
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
32. min ajli dzaalika katabnaa ‘alaa banii israa-iila annahu man qatala nafsan bighayri nafsin aw fasaadin fii al-ardhi faka-annamaa qatala alnnaasa jamii’an waman ahyaahaa faka-annamaa ahyaa alnnaasa jamii’an walaqad jaa-at-hum rusulunaa bialbayyinaati tsumma inna katsiiran minhum ba’da dzaalika fii al-ardhi lamusrifuuna
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
33. innamaa jazaau alladziina yuhaaribuuna allaaha warasuulahu wayas’awna fii al-ardhi fasaadan an yuqattaluu aw yushallabuu aw tuqaththha’a aydiihim wa-arjuluhum min khilaafin aw yunfaw mina al-ardhi dzaalika lahum khizyun fii alddunyaa walahum fii al-aakhirati ‘adzaabun ‘azhiimun
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
34. illaa alladziina taabuu min qabli an taqdiruu ‘alayhim fai’lamuu anna allaaha ghafuurun rahiimun
kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
35. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha waibtaghuu ilayhi alwasiilata wajaahiduu fii sabiilihi la’allakum tuflihuuna
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
36. inna alladziina kafaruu law anna lahum maa fii al-ardhi jamii’an wamitslahu ma’ahu liyaftaduu bihi min ‘adzaabi yawmi alqiyaamati maa tuqubbila minhum walahum ‘adzaabun aliimun
Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.
37. yuriiduuna an yakhrujuu mina alnnaari wamaa hum bikhaarijiina minhaa walahum ‘adzaabun muqiimun
Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal.
38. waalssaariqu waalssaariqatu faiqtha’uu aydiyahumaa jazaa-an bimaa kasabaa nakaalan mina allaahi waallaahu ‘aziizun hakiimun
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
39. faman taaba min ba’di zhulmihi wa-ashlaha fa-inna allaaha yatuubu ‘alayhi inna allaaha ghafuurun rahiimun
Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
40. alam ta’lam anna allaaha lahu mulku alssamaawaati waal-ardhi yu’adzdzibu man yasyaau wayaghfiru liman yasyaau waallaahu ‘alaa kulli syay-in qadiirun
Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allah-lah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
41. yaa ayyuhaa alrrasuulu laa yahzunka alladziina yusaari’uuna fii alkufri mina alladziina qaaluu aamannaa bi-afwaahihim walam tu/min quluubuhum wamina alladziina haaduu sammaa’uuna lilkadzibi sammaa’uuna liqawmin aakhariina lam ya/tuuka yuharrifuuna alkalima min ba’di mawaadi’ihi yaquuluuna in uutiitum haadzaa fakhudzuuhu wa-in lam tu/tawhu faihtsaruu waman yuridi allaahu fitnatahu falan tamlika lahu mina allaahi syay-an ulaa-ika alladziina lam yuridi allaahu an yuthahhira quluubahum lahum fii alddunyaa khizyun walahum fii al-aakhirati ‘adzaabun ‘azhiimun
Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah di rubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
42. sammaa’uuna lilkadzibi akkaaluuna lilssuhti fa-in jaauuka fauhkum baynahum aw a’ridh ‘anhum wa-in tu’ridh ‘anhum falan yadhurruuka syay-an wa-in hakamta fauhkum baynahum bialqisthi inna allaaha yuhibbu almuqsithiina
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.
43. wakayfa yuhakkimuunaka wa’indahumu alttawraatu fiihaa hukmu allaahi tsumma yatawallawna min ba’di dzaalika wamaa ulaa-ika bialmu/miniina
Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman.
44. innaa anzalnaa alttawraata fiihaa hudan wanuurun yahkumu bihaa alnnabiyyuuna alladziina aslamuu lilladziina haaduu waalrrabbaaniyyuuna waal-ahbaaru bimaa istuhfizhuu min kitaabi allaahi wakaanuu ‘alayhi syuhadaa-a falaa takhsyawuu alnnaasa waikhsyawni walaa tasytaruu bi-aayaatii tsamanan qaliilan waman lam yahkum bimaa anzala allaahu faulaa-ika humu alkaafiruuna
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
45. wakatabnaa ‘alayhim fiihaa anna alnnafsa bialnnafsi waal’ayna bial’ayni waal-anfa bial-anfi waaludzuna bialudzuni waalssinna bialssinni waaljuruuha qisasun faman tashaddaqa bihi fahuwa kaffaaratun lahu waman lam yahkum bimaa anzala allaahu faulaa-ika humu alzhzhaalimuuna
Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
46. waqaffaynaa ‘alaa aatsaarihim bi’iisaa ibni maryama mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alttawraati waaataynaahu al-injiila fiihi hudan wanuurun wamushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alttawraati wahudan wamaw’izhatan lilmuttaqiina
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
47. walyahkum ahlu al-injiili bimaa anzala allaahu fiihi waman lam yahkum bimaa anzala allaahu faulaa-ika humu alfaasiquuna
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
48. wa-anzalnaa ilayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alkitaabi wamuhayminan ‘alayhi fauhkum baynahum bimaa anzala allaahu walaa tattabi’ ahwaa-ahum ‘ammaa jaa-aka mina alhaqqi likullin ja’alnaa minkum syir’atan waminhaajan walaw syaa-a allaahu laja’alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum faistabiquu alkhayraati ilaa allaahi marji’ukum jamii’an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
49. wa-ani uhkum baynahum bimaa anzala allaahu walaa tattabi’ ahwaa-ahum waihtsarhum an yaftinuuka ‘an ba’dhi maa anzala allaahu ilayka fa-in tawallaw fai’lam annamaa yuriidu allaahu an yushiibahum biba’dhi dzunuubihim wa-inna katsiiran mina alnnaasi lafaasiquuna
dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
50. afahukma aljaahiliyyati yabghuuna waman ahsanu mina allaahu hukman liqawmin yuuqinuuna
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?
51. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu alyahuuda waalnnashaaraa awliyaa-a ba’dhuhum awliyaau ba’dhin waman yatawallahum minkum fa-innahu minhum inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
52. fataraa alladziina fii quluubihim maradhun yusaari’uuna fiihim yaquuluuna nakhsyaa an tushiibanaa daa-iratun fa’asaa allaahu an ya/tiya bialfathi aw amrin min ‘indihi fayushbihuu ‘alaa maa asarruu fii anfusihim naadimiina
Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.
53. wayaquulu alladziina aamanuu ahaaulaa-i alladziina aqsamuu biallaahi jahda aymaanihim innahum lama’akum habithat a’maaluhum fa-ashbahuu khaasiriina
Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.
54. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu man yartadda minkum ‘an diinihi fasawfa ya/tii allaahu biqawmin yuhibbuhum wayuhibbuunahu adzillatin ‘alaa almu/miniina a’izzatin ‘alaa alkaafiriina yujaahiduuna fii sabiili allaahi walaa yakhaafuuna lawmata laa-imin dzaalika fadhlu allaahi yu/tiihi man yasyaau waallaahu waasi’un ‘aliimun
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
55. innamaa waliyyukumu allaahu warasuuluhu waalladziina aamanuu alladziina yuqiimuuna alshshalaata wayu/tuuna alzzakaata wahum raaki’uuna
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
56. waman yatawalla allaaha warasuulahu waalladziina aamanuu fa-inna hizba allaahi humu alghaalibuuna
Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
57. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu alladziina ittakhadzuu diinakum huzuwan wala’iban mina alladziina uutuu alkitaaba min qablikum waalkuffaara awliyaa-a waittaquu allaaha in kuntum mu/miniina
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.
58. wa-idzaa naadaytum ilaa alshshalaati ittakhadzuuhaa huzuwan wala’iban dzaalika bi-annahum qawmun laa ya’qiluuna
Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.
59. qul yaa ahla alkitaabi hal tanqimuuna minnaa illaa an aamannaa biallaahi wamaa unzila ilaynaa wamaa unzila min qablu wa-anna aktsarakum faasiquuna
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?
60. qul hal unabbi-ukum bisyarrin min dzaalika matsuubatan ‘inda allaahi man la’anahu allaahu waghadhiba ‘alayhi waja’ala minhumu alqiradata waalkhanaaziira wa’abada alththaaghuuti ulaa-ika syarrun makaanan wa-adhallu ‘an sawaa-i alssabiili
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
61. wa-idzaa jaauukum qaaluu aamannaa waqad dakhaluu bialkufri wahum qad kharajuu bihi waallaahu a’lamu bimaa kaanuu yaktumuuna
Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”, padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
62. wataraa katsiiran minhum yusaari’uuna fii al-itsmi waal’udwaani wa-aklihimu alssuhta labi/sa maa kaanuu ya’maluuna
Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.
63. lawlaa yanhaahumu alrrabbaaniyyuuna waal-ahbaaru ‘an qawlihimu al-itsma wa-aklihimu alssuhta labi/sa maa kaanuu yashna’uuna
Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.
64. waqaalati alyahuudu yadu allaahi maghluulatun ghullat aydiihim walu’inuu bimaa qaaluu bal yadaahu mabsuuthataani yunfiqu kayfa yasyaau walayaziidanna katsiiran minhum maa unzila ilayka min rabbika thughyaanan wakufran wa-alqaynaa baynahumu al’adaawata waalbaghdhaa-a ilaa yawmi alqiyaamati kullamaa awqaduu naaran lilharbi athfa-ahaa allaahu wayas’awna fii al-ardhi fasaadan waallaahu laa yuhibbu almufsidiina
Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.
65. walaw anna ahla alkitaabi aamanuu waittaqaw lakaffarnaa ‘anhum sayyi-aatihim wala-adkhalnaahum jannaati alnna’iimi
Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
66. walaw annahum aqaamuu alttawraata waal-injiila wamaa unzila ilayhim min rabbihim la-akaluu min fawqihim wamin tahti arjulihim minhum ummatun muqtashidatun wakatsiirun minhum saa-a maa ya’maluuna
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
67. yaa ayyuhaa alrrasuulu balligh maa unzila ilayka min rabbika wa-in lam taf’al famaa ballaghta risaalatahu waallaahu ya’shimuka mina alnnaasi inna allaaha laa yahdii alqawma alkaafiriina
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
68. qul yaa ahla alkitaabi lastum ‘alaa syay-in hattaa tuqiimuu alttawraata waal-injiila wamaa unzila ilaykum min rabbikum walayaziidanna katsiiran minhum maa unzila ilayka min rabbika thughyaanan wakufran falaa ta/sa ‘alaa alqawmi alkaafiriina
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
69. inna alladziina aamanuu waalladziina haaduu waalshshaabi-uuna waalnnashaaraa man aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri wa’amila shaalihan falaa khawfun ‘alayhim walaa hum yahzanuuna
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
70. laqad akhadznaa miitsaaqa banii israa-iila wa-arsalnaa ilayhim rusulan kullamaa jaa-ahum rasuulun bimaa laa tahwaa anfusuhum fariiqan kadzdzabuu wafariiqan yaqtuluuna
Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.
71. wahasibuu allaa takuuna fitnatun fa’amuu washammuu tsumma taaba allaahu ‘alayhim tsumma ‘amuu washammuu katsiirun minhum waallaahu bashiirun bimaa ya’maluuna
Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan pekak, kemudian Allah menerima taubat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
72. laqad kafara alladziina qaaluu inna allaaha huwa almasiihu ibnu maryama waqaala almasiihu yaa banii israa-iila u’buduu allaaha rabbii warabbakum innahu man yusyrik biallaahi faqad harrama allaahu ‘alayhi aljannata wama/waahu alnnaaru wamaa lilzhzhaalimiina min anshaarin
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
73. laqad kafara alladziina qaaluu inna allaaha tsaalitsu tsalaatsatin wamaa min ilaahin illaa ilaahun waahidun wa-in lam yantahuu ‘ammaa yaquuluuna layamassanna alladziina kafaruu minhum ‘adzaabun aliimun
Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
74. afalaa yatuubuuna ilaa allaahi wayastaghfiruunahu waallaahu ghafuurun rahiimun
Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
75. maa almasiihu ibnu maryama illaa rasuulun qad khalat min qablihi alrrusulu waummuhu shiddiiqatun kaanaa ya/kulaani alththha’aama unzhur kayfa nubayyinu lahumu al-aayaati tsumma unzhur annaa yu/fakuuna
Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).
76. qul ata’buduuna min duuni allaahi maa laa yamliku lakum dharran walaa naf’an waallaahu huwa alssamii’u al’aliimu
Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
77. qul yaa ahla alkitaabi laa taghluu fii diinikum ghayra alhaqqi walaa tattabi’uu ahwaa-a qawmin qad dhalluu min qablu wa-adhalluu katsiiran wadhalluu ‘an sawaa-i alssabiili
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”.
78. lu’ina alladziina kafaruu min banii israa-iila ‘alaa lisaani daawuuda wa’iisaa ibni maryama dzaalika bimaa ‘ashaw wakaanuu ya’taduuna
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
79. kaanuu laa yatanaahawna ‘an munkarin fa’aluuhu labi/sa maa kaanuu yaf’aluuna
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.
80. taraa katsiiran minhum yatawallawna alladziina kafaruu labi/sa maa qaddamat lahum anfusuhum an sakhitha allaahu ‘alayhim wafii al’adzaabi hum khaaliduuna
Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.
81. walaw kaanuu yu/minuuna biallaahi waalnnabiyyi wamaa unzila ilayhi maa ittakhadzuuhum awliyaa-a walaakinna katsiiran minhum faasiquuna
Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.
82. latajidanna asyadda alnnaasi ‘adaawatan lilladziina aamanuu alyahuuda waalladziina asyrakuu walatajidanna aqrabahum mawaddatan lilladziina aamanuu alladziina qaaluu innaa nashaaraa dzaalika bi-anna minhum qissiisiina waruhbaanan wa-annahum laa yastakbiruuna
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.
83. wa-idzaa sami’uu maa unzila ilaa alrrasuuli taraa a’yunahum tafiidhu mina alddam’i mimmaa ‘arafuu mina alhaqqi yaquuluuna rabbanaa aamannaa fauktubnaa ma’a alsysyaahidiina
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).
84. wamaa lanaa laa nu/minu biallaahi wamaa jaa-anaa mina alhaqqi wanathma’u an yudkhilanaa rabbunaa ma’a alqawmi alshshaalihiina
Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?”.
85. fa-atsaabahumu allaahu bimaa qaaluu jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wadzaalika jazaau almuhsiniina
Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).
86. waalladziina kafaruu wakadzdzabuu bi-aayaatinaa ulaa-ika ash-haabu aljahiimi
Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka.
87. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tuharrimuu thayyibaati maa ahalla allaahu lakum walaa ta’taduu inna allaaha laa yuhibbu almu’tadiina
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
88. wakuluu mimmaa razaqakumu allaahu halaalan thayyiban waittaquu allaaha alladzii antum bihi mu/minuuna
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
89. laa yu-aakhidzukumu allaahu biallaghwi fii aymaanikum walaakin yu-aakhidzukum bimaa ‘aqqadtumu al-aymaana fakaffaaratuhu ith’aamu ‘asyarati masaakiina min awsathi maa tuth’imuuna ahliikum aw kiswatuhum aw tahriiru raqabatin faman lam yajid fashiyaamu tsalaatsati ayyaamin dzaalika kaffaaratu aymaanikum idzaa halaftum waihfazhuu aymaanakum kadzaalika yubayyinu allaahu lakum aayaatihi la’allakum tasykuruuna
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).
90. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu innamaa alkhamru waalmaysiru waal-anshaabu waal-azlaamu rijsun min ‘amali alsysyaythaani faijtanibuuhu la’allakum tuflihuuna
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. innamaa yuriidu alsysyaythaanu an yuuqi’a baynakumu al’adaawata waalbaghdhaa-a fii alkhamri waalmaysiri wayashuddakum ‘an dzikri allaahi wa’ani alshshalaati fahal antum muntahuuna
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
92. wa-athii’uu allaaha wa-athii’uu alrrasuula waihtsaruu fa-in tawallaytum fai’lamuu annamaa ‘alaa rasuulinaa albalaaghu almubiinu
Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
93. laysa ‘alaa alladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati junaahun fiimaa tha’imuu idzaa maa ittaqaw waaamanuu wa’amiluu alshshaalihaati tsumma ittaqaw waaamanuu tsumma ittaqaw wa-ahsanuu waallaahu yuhibbu almuhsiniina
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
94. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu layabluwannakumu allaahu bisyay-in mina alshshaydi tanaaluhu aydiikum warimaahukum liya’lama allaahu man yakhaafuhu bialghaybi famani i’tadaa ba’da dzaalika falahu ‘adzaabun aliimun
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barang siapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih.
95. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa taqtuluu alshshayda wa-antum hurumun waman qatalahu minkum muta’ammidan fajazaaun mitslu maa qatala mina alnna’ami yahkumu bihi dzawaa ‘adlin minkum hadyan baaligha alka’bati aw kaffaaratun tha’aamu masaakiina aw ‘adlu dzaalika shiyaaman liyadzuuqa wabaala amrihi ‘afaa allaahu ‘ammaa salafa waman ‘aada fayantaqimu allaahu minhu waallaahu ‘aziizun dzuu intiqaamin
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka’bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.
96. uhilla lakum shaydu albahri watha’aamuhu mataa’an lakum walilssayyaarati wahurrima ‘alaykum shaydu albarri maa dumtum huruman waittaquu allaaha alladzii ilayhi tuhsyaruuna uhilla lakum shaydu albahri watha’aamuhu mataa’an lakum walilssayyaarati wahurrima ‘alaykum shaydu albarri maa dumtum huruman waittaquu allaaha alladzii ilayhi tuhsyaruuna
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.
97. ja’ala allaahu alka’bata albayta alharaama qiyaaman lilnnaasi waalsysyahra alharaama waalhadya waalqalaa-ida dzaalika lita’lamuu anna allaaha ya’lamu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wa-anna allaaha bikulli syay-in ‘aliimun
Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
98. i’lamuu anna allaaha syadiidu al’iqaabi wa-anna allaaha ghafuurun rahiimun
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
99. maa ‘alaa alrrasuuli illaa albalaaghu waallaahu ya’lamu maa tubduuna wamaa taktumuuna
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.
100. qul laa yastawii alkhabiitsu waalththhayyibu walaw a’jabaka katsratu alkhabiitsi faittaquu allaaha yaa ulii al-albaabi la’allakum tuflihuuna
Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan”.
101. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tas-aluu ‘an asyyaa-a in tubda lakum tasu/kum wa-in tas-aluu ‘anhaa hiina yunazzalu alqur-aanu tubda lakum ‘afaa allaahu ‘anhaa waallaahu ghafuurun haliimun
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
102. qad sa-alahaa qawmun min qablikum tsumma ashbahuu bihaa kaafiriina
Sesungguhnya telah ada segolongsn manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya.
103. maa ja’ala allaahu min bahiiratin walaa saa-ibatin walaa washiilatin walaa haamin walaakinna alladziina kafaruu yaftaruuna ‘alaa allaahi alkadziba wa-aktsaruhum laa ya’qiluuna
Allah sekali-kali tidak pernah mensyari’atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
104. wa-idzaa qiila lahum ta’aalaw ilaa maa anzala allaahu wa-ilaa alrrasuuli qaaluu hasbunaa maa wajadnaa ‘alayhi aabaa-anaa awa law kaana aabaauhum laa ya’lamuuna syay-an walaa yahtaduuna
Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.
105. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ‘alaykum anfusakum laa yadhurrukum man dhalla idza ihtadaytum ilaa allaahi marji’ukum jamii’an fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
106. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu syahaadatu baynikum idzaa hadhara ahadakumu almawtu hiina alwashiyyati itsnaani dzawaa ‘adlin minkum aw aakharaani min ghayrikum in antum dharabtum fii al-ardhi fa-ashaabatkum mushiibatu almawti tahbisuunahumaa min ba’di alshshalaati fayuqsimaani biallaahi ini irtabtum laa nasytarii bihi tsamanan walaw kaana dzaa qurbaa walaa naktumu syahaadata allaahi innaa idzan lamina al-aatsimiina
Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jika kamu ragu-ragu: “(Demi Allah) kami tidak akan membeli dengan sumpah ini harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa”.
107. fa-in ‘utsira ‘alaa annahumaa istahaqqaa itsman faaakharani yaquumaani maqaamahumaa mina alladziina istahaqqa ‘alayhimu al-awlayaani fayuqsimaani biallaahi lasyahaadatunaa ahaqqu min syahaadatihimaa wamaa i’tadaynaa innaa idzan lamina alzhzhaalimiina
Jika diketahui bahwa kedua (saksi itu) membuat dosa, maka dua orang yang lain di antara ahli waris yang berhak yang lebih dekat kepada orang yang meninggal (memajukan tuntutan) untuk menggantikannya, lalu keduanya bersumpah dengan nama Allah: “Sesungguhnya persaksian kami labih layak diterima daripada persaksian kedua saksi itu, dan kami tidak melanggar batas, sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang yang menganiaya diri sendiri”.
108. dzaalika adnaa an ya/tuu bialsysyahaadati ‘alaa wajhihaa aw yakhaafuu an turadda aymaanun ba’da aymaanihim waittaquu allaaha waisma’uu waallaahu laa yahdii alqawma alfaasiqiina
Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah. Dan bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
109. yawma yajma’u allaahu alrrusula fayaquulu maatsaa ujibtum qaaluu laa ‘ilma lanaa innaka anta ‘allaamu alghuyuubi
(Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul lalu Allah bertanya (kepada mereka): “Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?”. Para rasul menjawab: “Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahui perkara yang ghaib”.
110. idz qaala allaahu yaa ‘iisaa ibna maryama udzkur ni’matii ‘alayka wa’alaa waalidatika idz ayyadtuka biruuhi alqudusi tukallimu alnnaasa fii almahdi wakahlan wa-idz ‘allamtuka alkitaaba waalhikmata waalttawraata waal-injiila wa-idz takhluqu mina alththhiini kahay-ati alththhayri bi-idznii fatanfukhu fiihaa fatakuunu thayran bi-idznii watubri-u al-akmaha waal-abrasha bi-idznii wa-idz tukhriju almawtaa bi-idznii wa-idz kafaftu banii israa-iila ‘anka idz ji/tahum bialbayyinaati faqaala alladziina kafaruu minhum in haadzaa illaa sihrun mubiinun
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata”.
111. wa-idz awhaytu ilaa alhawaariyyiina an aaminuu bii wabirasuulii qaaluu aamannaa waisyhad bi-annanaa muslimuuna
Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)”.
112. idz qaala alhawaariyyuuna yaa ‘iisaa ibna maryama hal yastathii’u rabbuka an yunazzila ‘alaynaa maa-idatan mina alssamaa-i qaala ittaquu allaaha in kuntum mu/miniina
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”. Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”.
113. qaaluu nuriidu an na/kula minhaa watathma-inna quluubunaa wana’lama an qad shadaqtanaa wanakuuna ‘alayhaa mina alsysyaahidiina
Mereka berkata: “Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu”.
114. qaala ‘iisaa ibnu maryama allaahumma rabbanaa anzil ‘alaynaa maa-idatan mina alssamaa-i takuunu lanaa ‘iidan li-awwalinaa waaakhirinaa waaayatan minka waurzuqnaa wa-anta khayru alrraaziqiina
Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama”.
115. qaala allaahu innii munazziluhaa ‘alaykum faman yakfur ba’du minkum fa-innii u’adzdzibuhu ‘adzaaban laa u’adzdzibuhu ahadan mina al’aalamiina
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”.
116. wa-idz qaala allaahu yaa ‘iisaa ibna maryama a-anta qulta lilnnaasi ittakhidzuunii waummiya ilaahayni min duuni allaahi qaala subhaanaka maa yakuunu lii an aquula maa laysa lii bihaqqin in kuntu qultuhu faqad ‘alimtahu ta’lamu maa fii nafsii walaa a’lamu maa fii nafsika innaka anta ‘allaamu alghuyuubi
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”.
117. maa qultu lahum illaa maa amartanii bihi ani u’buduu allaaha rabbii warabbakum wakuntu ‘alayhim syahiidan maa dumtu fiihim falammaa tawaffaytanii kunta anta alrraqiiba ‘alayhim wa-anta ‘alaa kulli syay-in syahiidun
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
118. in tu’adzdzibhum fa-innahum ‘ibaaduka wa-in taghfir lahum fa-innaka anta al’aziizu alhakiimu
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
119. qaala allaahu haadzaa yawmu yanfa’u alshshaadiqiina shidquhum lahum jannaatun tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa abadan radhiya allaahu ‘anhum waradhuu ‘anhu dzaalika alfawzu al’azhiimu
Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar”.
120. lillaahi mulku alssamaawaati waal-ardhi wamaa fiihinna wahuwa ‘alaa kulli syay-in qadiirun
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Demikian Surat Al Maidah 120 Ayat Lengkap artinya, semoga menambah pengetahuan kita tentan sura Al quran.