Islam Seperti Pokok Kayu
Agama Islam dapat diumpamakan seperti pokok kayu. Satu pokok kayu ada bagian yang tak dapat dilihat, yaitu bagian yang terhunjam ke perut bumi (di bawah tanah), yaitu yang dinamakan akar, yang banyak sekali, ada yang besar, dan panjang, dan ada pula yang halus seperti rambut yang pendek.
Bagian kayu juga memiliki bagian yang dapat dilihat, yaitu bagian yang muncul menjulang di atas permukaan bumi, yaitu dinamakan batang beserta dahan-dahannya yang besar dan rantingnya yang banyak.
2 ajaran Islam
Agama Islam seperti sebatang pokok kayu karena mempunyai 2 ajaran.
Ajaran pertama mengenai kepercayaan (iaman) yang dinamakan Rukun iman. Pekerjaan otak dan pikiran semata. Banyak yang harus dipercaya oleh orang-orang Islam, tetapi yang pokok hanya 6 perkara.
Setiap orang Islam, otak dan pikirannya harus yakin dan percaya sepenuhnya 6 perkara yang tersebut di bawah ini:
- Percaya tentang adanya Tuhan yang menciptakan seluruh alam.
- Percaya tentang adanya malaikat makhluk gaib yang selalu menjaga alam ini.
- Mempercayai semua Rasul yang diutus Allah kepada manusia untuk mengajarkan agama yang benar.
- Mempercayai semua Kitab Suci Allah yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya.
- Percaya bahwa semua manusia yang sudah mati akan dihidupkan kembali di alam akhirat, hidup yang kekal dan abadi, diman semua perbuatan manusia selama hidup di dunia ini diperhitungkan dan dibalas dengan balasan yang setimpal.
- Percaya terhadap Wadha, yaitu bahwa semua yang terjadi itu adalah dengan kekuasaan Allah semata.
Di samping rukun iman yang 6 perkara tersebut di atas, setiap orang Islam dalam hidupnya harus menjalankan atau melakukan 6 perkara tersebut di bawah ini yang dinamakan rukun Islam, yaitu sebagai berikut:
- Mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu : "Asyhaduanla ilahaillallaah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah". Artinya: "Aku mengakui tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku mengakui bahwa Muhammad adalah rasul (pesuruh) Allah".
- Mengerjakan Sholat 5 waktu sehari semalam.
- Mengerjakan puasa di bulan ramadhan.
- Mengeluarkan zakat harta setelah sampai senisab sekali setahun.
- Mengerjakan ibadah haji ke Mekkah bagi mereka yang mampu.
Islam seperti pokok kayu, rukun iman sebagai urat dan akar, sedangkan rukun islam sebagai batang, dahan, dan ranting. Dengan gampang dapatlah kita mengerti bahwa rukun iman mempunyai kedudukan yang jauh lebih penting dari rukun Islam.
Bila urat atau akar kayu tidak hidup, tidak kuat, tidak terhunjam jauh ke perut bumi, atau akar itu tidak mendapatkan tanah yang subur atau kurang pupuk, maka akibatnya pokok kayu itu atau mati sama sekali.
Atau kalaupun terus hidup akan kelihatan batang, dahan dan rantingnya tidak hidup subur. Bila ia berdaun atau berkembang, daun dan kembangnya mudah berguguran jika ditiup angin sedikit saja. Dan tak ada kembangnya yang menjadi buah. Jadi akar kayu yang tidak kuat atau tidak mendapatkan pupuk menyebabkan batang kayu tidak berbuah dan tak berguna.
Begitu pulalah keadaan seorang Islam yang tak beriman, atau lemah imannya karena tidak dipupuk dan dipelihyara, agamanya akan merana, tidak ada perhatian dan kegiatan padanya untuk melakukan ibadah yang dinamakan rukun Islam yang lima. Orang beragama Islam yang tidak melakukan ibadah adalah agamanya ibarat pokok kayu yang tak berbuah.
Jadi, bila kita dapati sekarang banyak orang Islam di dalam dan di luar negeri yang meninggalkan Shalat lima waktu, tidak mengerjakan puasa di bulan ramadhan, tidak mengeluarkan zakat harta sama sekali setahun sekalipun padahal dia orang kaya, tidak mengerjakan ibadah haji sekalipun, apalagi jika ada orang Islam yang rusak akhlak dan budi pekertinya, itu semuanya adalah karena lenyap atau lemahnya keimanan di dada mereka. Tidak ada usaha yang pantas dilakukan terhadap mereka, selain usaha-usaha yang memperkokoh keimanan itu, yaitu usaha memupuk dan menyuburkan keimanan kita.
Dalam pembahasan ini akan diulas segala sesuatu tentang Tuhan, tentang Allah, yaitu urat tunggangnya kepercayaan, urat tunggangnya rukun iman. Apakah atau siapakah Tuhan? Bagaimanakah Tuhan itu? Apa yang dilakukan Tuhan terhadap dunia dan diri manusia? Apa yang dapat dilakukan manusia terhadap Tuhan?
Baca juga: Kepercayaan Kepada Allah
Baca juga: Kepercayaan Kepada Allah
Bey Arifin, Mengenal Tuhan, 1994