Contoh aplikatif Islamisasi ilmu pengetahuan
Contoh Aplikatif Islamisasi Ilmu Pengetahuan - Tujan Islamisasi ilmu adalah untuk melindungi orang Islam dari ilmu yang sudah tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan. Islamisasi ilmu bertujuan untuk mengembangkan ilmu yang hakiki yang mampu membangunkan pemikiran dan pribadi muslim, sehingga mampu membangkitkan lagi keimanannya kepada Allah. Islamisasi ilmu akan melahirkan keamanan, kebaikan, keadilan, dan kekuatan iman.[1]
Di bawah ini akan diungkapkan beberapa teori yang di dalamnya terdapat ideologi sekuler dari beberapa ilmu metafisika dan juga penjelasan dari ayat al-qur’an yang bertentangan dengan teori tersebut, yaitu:
1. Dari ilmu kimia dan fisika, terdapat teori evolusi yang di cetuskan oleh Darwin. Darwin mengemukakan bahwa materi yang tak berkesadaran telah membentuk diri sendiri. Seluruh mahluk hidup lainnya dapat dijelaskan melalui mekanisme alam yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja. Teori Darwin membawa implikasi serius karena dapat menjerumuskan manusia ke faham atheisme. Hal ini karena teori Darwin meniadakan unsur supernatural (pencipta). Segala proses yang terjadi dikaitkan dengan proses alam yang menurut teori tersebut berjalan dengan sendirinya.
2. Selain teori Darwin, juga terdapat teori yang dikemukakan oleh Pierre Simon de Laplace, seorang astronom prancis yang hidup sezaman dengan kaisar Napoleon, Laplace menjelaskan proses kejadian alam dan mekanisme benda-benda angkasa dalam karyanya Celestial Mechanics.
Dalam karyanya itu, Laplace tidak menyinggung Tuhan sama sekali. Ketika kaisar Napoleon menyadari dan kemudian menanyakan perihal tersebut kepada Lapace, dia menjawab, “Je n’ai pas besoin de cet hypothese,” yang artinya “Tuan, saya tidak membutuhkan hipotesa seperti itu (melibatkan Tuhan).[2]
Padahal dalam al-Qur’an telah dinyatakan dalam surat al-Anbiya’: 30, yang artinya bahwa “Apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa ruang angkasa dan bumi adalah satu kesatuan? Kemudian keduanya Kami pisahkan. Dan dari air Kami ciptakan segala sesuatu yang hidup. Mengapa mereka tidak juga beriman?”.
Begitu pula pada surat al-Rum: 20, yang artinya “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah diciptakanNya kamu dari tanah, kemudian kamu menjadi manusia yang bertebaran (di muka bumi)”. Kemudian al-Mu’minun:47, yang artinya “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian menjadi setetes air mani, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai bayi, kemudian kamu menjadi dewasa sampai tua”.
Dari penjelasan ayat al-Qur’an di atas dapat diketahui bahwa seleksi alam atau evolusi alam tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada campur tangan Allah di situ. Jalaludin Rumi juga percaya dengan evolusi tetapi bagi Rumi, cinta alam dan Tuhanlah yang mendorong alam berevolusi.
3. Dalam ilmu ekonomi juga terdapat teori sistem ekonomi kapitalis di dalamnya terdapat bebrapa prinsip yaitu Kebebasan memilih harta secara perorangan, di mana Setiap individu dapat memiliki, membeli dan menjual hartanya menurut yang dikehendaki tanpa hambatan. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas; Setiap individu berhak untuk mendirikan, mengorganisasi dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Ketimpangan ekonomi, Individu-individu yang memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Ketidaksamaan kesempatan mewujudkan jurang perbedaan di antara golongan kaya bertambah kaya dan yang miskin semakin miskin. Padahal dalam al-Qur’an Surat al-Hashr:7 dinyatakan bahwa “Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara golongan kaya saja di kalangan kamu”.
Dari pemaparan di atas jelaslah bahwa system ekonomi kapitalis bertentangan dengan al-qur’an karena dalam sistem tersebut yang diuntungkan adalah orang yang memiliki modal besar, sehingga yang kaya bisa menjadi semakin kaya sedangkan yang miskin menjadi semakin miskin, hal ini jelas bertentangan dengan maksud dari qur’an surat al-hasyr ayat 7 di atas. Sebagai gantinya islam telah menawarkan sistem ekonomi syari’ah yang jelas sesuai dengan hukum Islam.
4. Dalam ilmu biologi terdapat ilmu rekayasa genetika khususnya kloning manusia. Kloning ini berarti suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui aseksual (tanpa hubungan antara laki-laki dan perempuan) atau dengan kata lain membuat foto kopi atau penggandaan dari suatu makhluk melalui cara non s*ksual.[3] Hal ini tentu saja bertentangan dengan Islam yakni proses perkembangan manusia pertama-tama diatur perkawinan yang sah menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum (UU), hukum agama atau adat istiadat yang berlaku seperti firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Dzariyat: 49 yang artinya “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah SWT”.
Itulah beberapa teori dalam ilmu metafisik yang di dalamnya terdapat ideologi sekuler yang perlu untuk diislamisasikan
[1]Rosnani Hasim, Gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer, 35.
[2]Mulyadi Kartanegara, Mengislamkan Nalar: Sebuah respon terhadap Modernitas, (Jakarta: Erlangga, 2007), 10.
[3]Aziz Musthafa dan Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan, Tantangan dan pertentangan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 16