Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 hikmah shalat yang wajib anda ketahui

Pendidikan Islam, 6 hikmah shalat yang wajib anda ketahui - Sebagaimana telah di sebutkan sebelumnya bahwa shalat merupakan salah satu dari sendi ajaran agama Islam yang begitu sering disebutkan dalam Al Quran maupun hadits Nabi (Baca: Dalil naqli tentang shalat). Hal itu menunjukkan bahwa betapa pentingnya arti ibadah shalat sebagai media untuk mewujudkan hubungan yang selaras dengan Allah.

Untuk beribadah kepada Allah tentu saja ada aturan-aturan, norma-normanya, dan syarat-syaratnya. Aturan-aturan tersebut secara garis besar diberikan Allah melalui petunjuk wahyu yang terangkum dalam Al Quran dan kemudian dijelaskan lagi melalui sunnah-sunnah rasul. Keduanya itulah yang selanjutnya menjadi pedoman tingkah laku manusia dalam hubungan dengan Allah, manusia lain dan makhluk lain secara keseluruhan.

Syarat-syarat sholat dan pembahasan lebih terperinci silahkan baca: Syarat shalat lengkap

Kembali ke pokok bahasan, adapun 6 hikmah shalat yang wajib kita ketahui adalah sebagai berikut:

1. Membiasakan hidup bersih

Sebagaimana kita ketahui, bahwa orang yang akan melaksanakan shalat terlebih dahulu harus bersuci atau berwudhu. Orang yang berhadats besar ataupun kecil tidak dibenarkan shalat sebelum bersuci. Tempat untuk melaksanakan shalat pun disyaratkan suci dari najis, begitu pula pakaian dan peralatan yang digunakan untuk shalat.

Dari uraian di atas maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa shalat melatih seorang muslim cinta akan kebersihan dan kesucian. Ini juga bisa dilihat misalnya pada shalat Jum'at. Seseorang yang akan menunaikan shalat Jum'at di masjid disunnahkan untuk mandi terlebih dahulu, berpakaian yang rapi dan baik, dan juga memakai wangi-wangian.

Memang kebersihan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam ajaran Islam, khususnya ketika akan melaksanakan shalat. Bahkan diriwayatkan dalam hadits Nabi: "Kebersihan itu adalah sebagian dari iman". (HR. Bukhary dan Muslim)

2. Terbiasa hidup sehat

Salah satu hikmah dari shalat adalah menjaga diri dari penyakit. Penyakit seringkali disebabkan oleh kotoran-kotoran yang melekat pada badan baik langsung ataupun tidak langsung. Untuk menghindarinya tentu saja dengan cara menjaga dan menghindari kotoran dari badan dengan selalu membersihkannya.

Seseorang diharuskan untuk berwudhu setiap kali ia akan melaksanakan shalat. Jadi setiap orang yang akan melaksanakan shalat harus berwudhu. Jika ia shalat lima kali sehari, maka iapun akan berwudhu sebanyak 5x pula. Secara otomatis ini berarti begitu sering ia membersihkan diri.

Dengan demikian, maka patutlah dikatakan bahwa Islam dalam perintah shalatnya saja begitu penuh perhatiannya dalam kebersihan yang relatif juga menyebabkan kesehatan seseorang terpelihara. Disamping menjaga kotoran yang datang dari luar, juga perlu diperhatikan kotoran yang datangnya dari dalam diri kita sendiri. Misalnya dalam mencuci mulut, meskipun hukumnya sunnah namun ia termasuk cara berwudhu yang dianjurkan ketika seseorang akan melakukan shalat. Sebab mulut kita ini sebenarnya penuh dengan bakteri.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang berbunyi: "Kalau saja tidak akan terasa berat oleh umat-Ku, maka telah aku perintahkan pada mereka untuk bersiwak (membersihkan mulut dan gigi) ketika akan melaksanakan shalat". (HR. Ahmad)

Lebih-lebih jika kita perhatikan bahwa shalat secara lahiriyah terdiri dari beberapa gerakan yang tertentu dan teratur bahkan diulang beberapa kali dalam setiap rakaat, hal tersebut menurut kesehatan bukan tidak mempunyai arti apa-apa. Sebab setelah diselidiki ternyata gerakan-gerakan dalam shalat setiap hari yang dilakukan secara rutin mempunyai arti penting bagi kesehatan jasmani.

3. Membina kedisiplinan

Kedisiplinan ini sangat luas artinya, sebagaimana yang dimaksudkan di sini adalah kedisiplinan mengenai waktu, sikap dan ketaatan. Yang dimaksud dengan membina kedisiplinan waktu adalah membiasakan diri menghargai waktu dalam melaksanakan shalat kita dianjurkan untuk segera melaksanakannya ketika waktu datangnya shalat.

Begitu mendengar adzan maka segeralah bersiap-siap, berwudhu, berpakaian yang rapi dan pergi ke Masjid. Orang yang melambat-lambatkan shalatnya dapat berakibat menjadi lalai, dan orang yang lalai dimurkai bahkan sangat dibenci oleh Allah. Seperti dalam firman-Nya dalam Surat Al Maun ayat 4-7 yang artinya sebagai berikut:

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya 6. orang-orang yang berbuat riya 7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang-orang yang lalai dalam shalat sangatlah merugi. Sebaliknya orang yang shalat tepat pada waktunya dan khusyuk dalam melaksanakannya disebut sebagai orang yang beruntung.

Di samping itu, keempat ayat tersebut sangat meletakkan kedisiplinan sebagai hal yang pokok baik kedisiplinan waktu, sikap dalam shalat maupun nilai ketaatan. Dengan demikian, dapatlah diartikan bahwa orang-orang yang benar-benar disiplin dalam shalatnya sesungguhnya juga membiasakan diri untuk disiplin.

4. Melatih kesabaran

Kesabaran adalah salah satu sikap terpuji yang diperintahkan oleh Rasulullah kepada seluruh umatnya. Rasulullah pernah memberi contoh, mereka bersabar dalam memperlakukan tawanan perang, menghadapi orang musyrik, orang kafir sama sekali tidak merasa dendam.

Kesabaran sangat penting artinya, tidak saja dalam shalat, akan tetapi dalam masalah lain seperti sabar dalam menghadapi musibah. Seperti telah tersirat dalam firman Allah Surat Lukman ayat 17 yang artinya sebagai berikut:

"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan" (oleh Allah) (Luqman: 17)

Secara umum dapat dikatakan bahwa kesabaran mempunyai dimensi-dimensi, seperti tidak mendendam, penuh pengertian, memberi peringatan dengan bijaksana dan cara yang baik, giat, tawakal, dan lain-lain.

Shalat secara tidak langsung mendidik kita untuk bersikap sabar dalam setiap pekerjaan. Hal ini dapat dirasakan ketika dalam waktu untuk shalat. Betapa beratnya kita rasakan melaksanakan perintah shalat ini, apalagi dengan banyaknya lima kali sehari. Demikian pula Allah menggambarkan dalam firman-Nya pada Surat Al Baqarah ayat 45-46, yang artinya sebagai berikut:

45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´ 46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (Al Abqarah: 45-46)

Ketika semua orang melakukan shalat bersama-sama, dituntut ketaatan, disiplin dan kesabaran mengikuti imam, maka tak nampak disitu mana yang kaya ataupun miskin dan tak ada sama sekali ketika itu kelebihan yang kaya atau pejabat dari mereka yang status sosialnya lebih rendah, seperti kuli, buruh kasar, pesuruh dan lain-lain.

Ketika melakukan sujud, maka semuanya harus sujud, dan ketika takbir maka semuanyapun bertakbir. Allah tidak membedakan mana rupa orang yang tampan dan yang tak tampan atau melebih-lebihkan seseorang dari lainnya. Satu-satunya yang menyebabkan Allah melebihkan seseorang dari yang lainnya adalah taqwanya paling tinggi akan mendapat tempat yang lebih baik di sisi Allah, baik karena hartanya, kedudukannya ataupun kelebihan-kelebihan lain yang diridhai Allah. Sebab, semua itu adalah pemberian Allah.

Keutamaan taqwa ini dapat dilihat pada salah satu ayat Al Quran dalam Surat Al Hujurat ayat 14, yang artinya sebagai berikut:

"Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah ´kami telah tunduk´, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Al Hujurat: 14)

Oleh sebab itu, dengan adanya pelaksanaan shalat berjamaah maka salah satu maksudnya adalah meletakkan dasar persamaan bagi manusia secara keseluruhan disamping kesabaran.

5. Mengikat tali persaudaraan sesama muslim

Selain dikenal konsep persamaan dalam shalat, ada pula konsep persaudaraan. Konsep ini dapat kita lihat pada firman Allah dalam Surat At Taubah ayat 11, yang artinya sebagai berikut:

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. (At Taubah: 11)

Dengan demikian maka shalat itu bertujuan untuk mengikat tali persaudaraan sesama muslim. Untuk itu, Islam merasa perlu mengadakan pertemuan yang sifatnya saling nasehat-menasehati dan itu dilakukan pada salah Jum'at yang memang harus dilaksanakan secara berjamaah atau bersama-sama.

Shalat jamaah yang paling utama dan harus dilakukan adalah shalat Jumat. Shalat ini secara rutin mesti dilakukan oleh pemeluk Islam. Sebelum melaksanakan shalat, maka terlebih dahulu diharuskan mendengarkan khutbah yang isinya adalah nasehat untuk para jamaah.

Oleh karena itu, tidaklah diragukan lagi, bahwa Allah mewajibkan shalat Jumat dan menganjurkan pula untuk berjamaah pada pelaksanaan shalat lainnya adalah untuk membina dan melestarikan ikatan persaudaraan sesama muslim dan mukmin. Di samping itu ada pula pertemuan yang serupa dengan shalat Jumat yang dilakukan setahun sekali, yaitu shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang tentunya juga mempunyai tujuan yang sama.

6. Mencegah kerusakan dan kemungkaran

Mencegah kerusakan dan kemungkaran adalah salah satu hikmah yang paling penting dari pelaksanaan shalat secara rutin. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita melihat orang yang rajin melaksanakan shalat, tetapi di samping itu juga ia masih melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti berjudi dan meminum-minuman yang memabukkan, tidak patuh kepada orang tua, berkata-kata dengan ucapan yang tidak baik dan lain-lain.

Orang yang melakukan shalat hanya dalam bentuk gerakan saja, tetapi tidak menghadapkan hatinya kepada Allah belumlah dapat dikatakan bahwa ia telah melakukan shalat dengan baik dan benar, sehingga shalatnya itu tidak mempunyai pengaruh untuk mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

Sedangkan orang yang dapat dikatakan telah melakukan shalatnya dengan baik dan benar adalah orang yang menghadapkan hatinya secara ikhlas dan khusyuk kepada Tuhannya. Setiap ucapan yang disebutkan tidak ada yang luput dari keikhlasannya, sehingga dengan demikian ia khusyuk dalam melakukannya dan bisa melaksanakan apa sebenarnya yang terkandung dalam perintah shalat.

Orang yang seperti inilah yang shalatnya dapat dimasukkan ke dalam shalat yang mencegah dari perbuatan kerusakan ataupun kemunkaran. Shalat yang demikian disebutkan Allah dalam Surat Al Ankabut ayat 45, yang artinya sebagai berikut:

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Al Ankabut: 45)

Demikianlah ulasan 6 hikmah shalat yang wajib anda ketahui, semoga menambah pengetahuan anda bahwa shalat tidak hanya dinilai dia rajin dan taat, namun lebih dalam dari itu. Melaksanakan ajaran shalat dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin dalam tingkah laku dengan baik dan perbuatan itulah yang utama.

Terima kasih telah mengunjungi blog kami: 114 Surat Alquran
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Admin (Supriyadi Pro) adalah Pengembang Website berbasis WordPress, content writer, editor, dan owner di Prya Design. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging.Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan.